Tuesday, March 29, 2011

JACK THE RIPPER

Jack the Ripper (Jack sang Pencabik) adalah julukan untuk tokoh misterius yang melakukan serangkaian pembunuhan berantai dan mutilasi di Inggris pada abad 19.Yang membuat kasusnya menjadi sangat terkenal adalah karena adanya suasana mistis yang meliputi kasus ini. Menciptakan gambaran munculnya seorang berjubah hitam dari kabut, mencabut nyawa korbannya dengan cepat lalu menghilang di kegelapan. Pola pembunuhannya sangat kejam dan brutal disertai mutilasi.

Pada 31 Agustus 1888 lewat tengah malam, di distrik East End di kota London, Inggris yang dikenal dengan nama Whitechapel (daerah lampu merah di London) pernah dihebohkan dengan aksi pembunuhan berantai sadis terhadap sejumlah wanita tuna susila. Identitas pelaku pembunuhan hingga kini tidak berhasil diungkap. Polisi hanya tahu bahwa sang pembunuh menjuluki dirinya "Jack the Ripper".

Jack The Ripper tidak meninggalkan bukti satu pun dalam tindakan kriminalnya, pola pembunuhannya pun tidak diketahui, bahkan bisa dibilang acak. Satu-satunya persamaan antara korban-korbannya ialah bahwa mereka adalah wanita tuna susila.

Jack The Ripper membunuh korban-korbannya tanpa ampun. Setelah memotong leher korbannya, kemudian Jack The Ripper memutilasi mereka. Bagaikan bayangan di malam hari, tidak ada seorangpun yang dapat menguak siapakah Jack The Ripper sebenarnya. Walaupun Jack The Ripper "hanya" beraksi lebih kurang satu tahun, korbannya sangat banyak dan telah menjadi legenda sampai sekarang.

Identitas Jack the Ripper sampai hari ini masih merupakan misteri; para spekulan memprediksi bahwa Jack the Ripper telah menyebrangi Laut Atlantik dan bermukim di AS setelah pembunuhan-pembunuhan tersebut...

Pada saat kasus itu muncul,sebenarnya nama Jack The Ripper bahkan belumada. Namun media dan kepolisian banyak menerima surat. Ada yang mencoba memberi saran, ada yang mencoba memberi tahu identitas pelaku dan sebagainya. Sampai suatu hari ada surat yang berasal dari seseorang yang mengaku sebagai pelaku dari semua rentetan kasus pembunuhan sadis itu. Dan di bawahnya tertulis nama Jack The Ripper.Awalnya surat tersebut tidak diperhatikan , karena memang banyak surat seperti itu sebelumnya. Namun tak lama kemudian muncul lagi satu surat yang dianggap dari orang yang sama (karena gaya tulisan, bentuk tulisan dan sebagainya) dandibawahnya juga tertulis nama Jack The Ripper. Sejak saat itu, polisi dan masyarakat menyebut pelaku kasus itu dengan nama Jack The Ripper. Salah satu kalimat dalam surat itu adalah “They say I’m a doctor…hahahaha….”.

Alasan kenapa kepolisan mulai mempercayai surat itu adalah karena Jack menyatakan akan mengirimkan potongan telinga salah satu korbannya. Salah seorang korban yang ditemukan polisi memang kehilangan telinganya. Namun kiriman ini tidak pernah ada.


Yang ada berikutnya adalah kiriman selembar surat serta potongan ginjal manusia yang telah diformalin. Surat itu tidak lagi ditulis dengan nama pengirim Jack, tapi ‘From Hell’ . Dari kata inilah judul film From Hell diambil. Apakah surat ketiga ini memang dari orang yang sama atau orang lain, kenyataannya juga tak pernah terungkap. Fakta-fakta seperti inilah yang akhirnya membuat Jack The Ripper menjadi legenda. Sepanjang tahun ini, genaplah tempo 119 tahun tragedi terjadinya salah satu kasus pembunuhan berantai paling mengerikan dalam sejarah yang dilakukan oleh seorang “devil” yang dijuluki Jack The Ripper™ di bagian Timur London, England. Sepanjang tempo satu abad, misteri yang menyelubungi kasus pembunuhan brutal itu masih menjadi sebuah tanda tanya yang belum berhasil terjawab. Ada beberapa sebab yang menjadikan “Jack The Ripper” dijuluki sebagai lagenda kejahatan dalam sejarah , yaitu selain sang pelaku-nya yang masih misterius hingga saat ini , corak kejahatan yang dilakukannya juga sangat mengerikan dan brutal!! korban-korbannya disembelih, ditikam, tubuh dibelah dan organ-organ dalam-nya dikeluarkan.
 
Sebenarnya ,mangsa Jack The Ripper yang kerap juga dijuluki ˜Pembunuh Whitechapel™ hanyalah lima orang pelacur , walaupun ada pendapat yang mengatakan jumlahnya bisa lebih daripada itu.Dan semua kegiatannya itu ia lakukan hanya dalam jangka waktu 3 bulan saja.

Tapi , bagaimanapun juga kekejaman dan misteri pembunuhnya menjadikan kasus pembunuhan berantai ini sangat popular hingga saat kini. Banyak pertanyaan bermunculan dari kasus ini.Siapakah sebenarnya sang pembunuh berantai dibalik julukan “Jack The Ripper” itu? dan mengapa ia hanya membunuh selama tiga bulan serta lima mangsa saja? Mengapa semua korbannya adalah pelacur? Apa tujuannya membunuh dengan kejam serta mengapa dia akhirnya menghentikan kegiatan itu? Tidak banyak petunjuk konkrit yang didapatkan untuk menelusuri jejak sang pembunuh . Jack the Ripper digambarkan sangat mahir “memainkan” pisau-pisau mematikannya, mempunyai pengetahuan anatomi tubuh manusia yang cukup baik, serta penguasaan teknik membedah dan memotong bagian-bagian tubuh manusia dengan sangat sempurna.

PARA KORBAN
1.Mary Ann Nichols (43), nama kecil Mary Ann Walker, nama panggilan “Polly. Lahir 26 Agustus 1845 dan dibunuh pada hari Jumat, 31 Agustus 1888. Mayatnya diketemukan sekitar jam 3.40 pagi tergeletak dibawah di depan pintu masuk kandang kuda di Buck’s Row (sekarang namanya Dunward Street), disebuah jalan dibelakang Whitechapel, sekitar 200 meter dari London Hospital. Terdapat luka dileher dan terdapat banyak luka tikaman pada bagain tubuh yang lain akibat benda tanjam, perutnya dibelah namun organ-organnya tak ada yang hilang.

2.Annie Chapman (47), nama kecil Eliza Ann Smith, nama panggilan “Dark Annie”. Lahir September 1841 dan dibunuh pada hari Sabtu 8 September 1888. Mayat Annie ditemukan sekitar jam 6 pagi tergeletak di bawah dekat pintu masuk belakang sebuah rumah di Hansbury Street No. 29, Spitalfields. Lehernya tersayat melintang, sebagian kulit perut disayat-sayat, tulang rusuk dipotong-potong, isi perut dan organ-organ dalam seperti jantung dikeluarkan dan diletakkan di bahu korban. Sebagian kemaluan dipotong dan uterusnya (peranakan) hilang. Diakhir hidupnya Annie dalam keadaan sakit-sakitan dan melarat.

3.Elizabeth Stride (44), nama kecil Elisabeth Gustafsdotter, nama panggilan “Long Liz”. Lahir di Swedia 27 Nopember 1843 dan dibunuh pada hari Minggu 30 September 1888. Mayatnya ditemukan menjelang jam 1 pagi, terbaring dibawah di Dutfield’s Yard, Berner Street (sekarang Henriques Street). Tewas berlumuran darah dengan bekas cekikan dileher, namun tak ada pembedahan (kemungkinan karena The Ripper mengalami gangguan).

4. Chaterine Eddowes (46), alias “Kate Conway” dan alias “Mary Ann Kelly”. Lahir 14 April 1842 dan dibunuh pada hari Sabtu 30 September 1888 di malam hari yang sama dengan malam pembunuhan Elizabeth Stride, kira-kira 1,6 km dari lokasi pembunuhan Elizabeth. Tubuhnya diketemukan tewas dalam keadaan berlumuran darah di Mitre Square , kota London. Ada bekas cekikan dileher, tubuhnya dibelah dari dada sampai selangkangan dan isi perutnya terburai keluar. Rahimnya yang terpotong dan ginjal kiri dikeluarkan, mukanya hancur dikuliti. Kelopak mata kanan dicungkil, hidung hampir putus. Salah satu telinga dan jantung hilang. Didekat lokasi pembunuhan polisi menemukan potongan celemek berlumuran darah milik korban dan pada dinding didekatnya terdapat tulisan kapur tulis putih berbunyi : “ The Juwis are The men That Will not be Blamed For nothing” (Yahudi adalah pihak yang tidak akan bisa disalahkan tanpa sebab). Dari sini polisi menduga bahwa pembunuhnya adalah seorang Yahudi.

5.Mary Jane Kelly (25), menyebutkan dirinya “Marie Jeanet Kelly” (sekembalinya dari perjalanan ke Paris), nama panggilan “Ginger”. Lahir tahun 1863 di kota Limerick atau Contry Limereick, Munster, Irlandia. Terbunuh pada hari Jumat 9 opember 1888. Mayat Mary dimutilasi dengan sangat mengerikan dan ditemukan lewat pukul 10.45 pagi tergeletak ditempat tidur di kamarnya dimana dia tinggal di Miller’s Court no.13, Dorset Strett, Spitalfields (lokasi ini sekarang menjadi jalan untuk perkantoran dan tempat parkir NPC). Pembunuhan terhadap Mary Jane Kelly adalah perbuatan The Ripper yang paling menghebohkan. Seluruh tubuh Kelly terpotong-potong dan organ-organ dalam tubuhnya beserakan di ruangan kamarnya.
 

Monday, March 7, 2011

Dragonforce Announce New Singer (Dragon Force Mengumumkan Vokalis Baru)


Dragonforce have found themselves a new vocalist before their handful of dates with Iron Maiden this summer.

23-year old Marc Hudson has been chosen as the new singer for Dragonforce.

“I’m really excited about being a part of the Dragonforce family,” says Marc. “It’s always been my dream to dedicate my life to making music. I’m going to bring all the power and emotion I can to the songs, and help make the killer new record the fans have been waiting for!”

Born in Oxford England, Marc was picked from the thousands of applications via a number of impressive video auditions and live performances, which left the rest of the band in no doubt that they’d found their man. Since the age of 16, Marc has been building his vocal skills gigging with bands in the U.K. underground scene, developing a powerful style with influences which include Bruce Dickinson, Michael Kiske and Sebastian Bach.

Commented founding member and guitarist Herman Li: “After almost a year of searching around the globe, it’s great to be able to finally tell our fans the good news. Marc’s expressive and melodic vocals are sounding phenomenal on the new songs, adding another dimension to the Dragonforce sound that I am sure all the fans will love.”


Sunday, February 6, 2011

Ditemukan: Sistem planet baru Kepler-11

 
Berdasarkan temuan sistem planet baru Kepler-11, muncul lagi informasi yang memperkuat gagasan akan adanya planet lain yang dapat ditinggali selain Bumi.
Teleskop milik NASA, Kepler, yang mengorbit di lintasan matahari, tepatnya di antara Bumi dan Mars, menemukan enam planet yang mengelilingi sebuah bintang seperti matahari yang berjarak 2.000 tahun cahaya dari Bumi. Sistem planet yang dinamakan Kepler-11 itu merupakan sistem planet terlengkap yang ditemukan selain sistem tata surya kita. Keberadaan Kepler-11 diumumkan pada Rabu (2/2).

Ahli eksoplanet dari Yale University, Debra Fischer berpendapat bahwa fakta terbaru ini kembali menegaskan adanya sebuah bukti kuat akan teori tentang kehidupan lain selain di Bumi. Para ilmuwan selama ini meyakini kemungkinan tersebut, dan dari waktu ke waktu terus berusaha mencari petunjuk untuk menemukan hunian baru.
 
Keenam planet terbentuk dari campuran batuan dan gas serta ada dugaan mengandung air. Ukuran keenam planet tersebut lebih besar dari Bumi. Planet terbesar diperkirakan sebesar Uranus dan Neptunus. Sementara jarak planet terdalam, Kepler 11-b, dengan bintangnya 10 kali lebih dekat dari jarak Bumi ke matahari. Jarak planet-planet lainnya, Kepler-11c, Kepler-11d, Kepler-11e, Kepler-11f, dan planet terluar Kepler-11g ke bintang hanya separuh dari jarak bumi ke matahari.
 
Penemuan ini menambah jumlah planet yang telah diumumkan menjadi 1.235. Sebanyak 68 di antaranya seukuran Bumi, 288 superbumi (sampai dengan dua kali ukuran bumi), 662 seukuran Neptunus, 165 seukuran Jupiter, dan 19 lainnya lebih besar dari Jupiter.
Dari seluruh planet baru yang ditemukan 54 di antaranya berada di zona yang mendukung kehidupan karena temperaturnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Dari ke-54 planet tersebut lima planet memiliki ukuran yang hampir sama dengan Bumi. Sedangkan 49 planet lainnya berukuran antara superbumi sampai lebih besar dari Jupiter.
Seluruh penemuan itu adalah hasil pengamatan yang dilakukan teleskop Kepler sepanjang 21 Mei sampai 17 September 2009 yang berhasil memantau 156 ribu bintang. Kepler sendiri hanya bisa memantau 1/400 bagian dari angkasa.

Kepler akan terus beroperasi menjalankan misinya sampai November 2012. Salah satu tujuannya adalah mencari planet-planet lain yang seukuran bumi, yang mengorbit bintang dan berada dalam zona mendukung kehidupan, serta memiliki air di permukaannya.

Wednesday, February 2, 2011

Video dan Foto Sepasang Monyet Yang Mengadopsi Kucing di Bali, Penuh Kasih

Luar biasa, walau mereka binatang yang berlainan jenis tapi kasih sanyang monyet pada seekor kucing ini sungguh menyentuh perasaan kita manusia yang menyaksikannya.  Inilah yang terjadi di Ubud bali yang berhasil diabadikan oleh seorang  fotografer Anne Young dan dimuat di situs Luar Negeri Treehugger, Rabu 25 Agustus 2010 lalu.
Bagaimana kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari seekor hewan yang tidak diberkati dengan akal namun mampu membagi kasih dengan binatang lain beda jenis, bagaimana dengan kita manusia yang diberkati Tuhan akal, mampukan kita berbagi kasih dengan sesama, walau beda suku, agama, keyakinan, golongan dan pilihan politik. Apakah kita bisa ikhlas berbagi kasih tanpa pamrih dan tidak membenci pihak lain yang berbeda dengan kita?


Operasi penggabungan wajah manusia dengan kepala anjing.

 Belum lama ini beredar menghebohkan para pengguna jejaring sosial di Brasilia yaitu ulah seorang seniman muda yang mengambil kepala anjing yang sudah mati untuk ditempelkan secara permanen ke wajahnya dengan alasan seni dan terlihat menjadi seperti manusia anjing sungguhan.

Beredar sejak tanggal 25 Januari lalu, foto proses operasi wajah manusia anjing ini diunggah di jejaring sosial microblog setempat. Terlihat dengan jelas bagaimana proses penggabungan kepala anjing ke wajah pemuda yang ganteng ini hingga wajahnya benar-benar terlihat sempurna menjadi manusia anjing. Nanum seperti dikutip ruanghati.com dari sebuah media Forum setempat mengatakan bahwa para ahli berpendapat hal itu tidak akan bisa permanen karena darah manusia dan anjing berbeda dan tidak mungkin disatukan sehingga lama kelamaan kepala anjing yang menyatu tersebut akan membusuk.
Memang semakin aneh saja perilaku orang sekarang, disisi lain banyak orang ingin tampil lebih tampan dan ganteng tapi disisi lain malah ada yang ingin merubah wajah yang sudah dikaruniai Tuhan dengan kesempurnaan dengan wajah binatang seperti anjing.
 

Tuesday, February 1, 2011

Chris Adler Announces Tour and New Book


LAMB OF GOD’s CHRIS ADLER is pleased to announce his upcoming Mapex Drum tour, “A Throne with a View” which will take him through the country this winter, beginning February 28th and ending on March 16th, 2011. ADLER appeared at the prestigious Modern Drummer Festival in 2005 and performed a “Battle” clinic tour with his brother Willie Adler across Europe in 2008. “A Throne with a View” will be his first and only U.S. clinic tour in 2011.



ADLER’s limited appearances are different from many drum clinics. “My goal is to share my experiences on and off my drum kit through interaction with those in attendance. Of course, I will be playing and giving tips, but I will be far more focused on the story that got me where I am than the notion of impressing anyone,” comments ADLER. He adds, “I've found that most fans and young players want to know how I got to where I am, not the tech specs.”



See below for all current clinic tour dates, and watch an example of one of ADLER’s aforementioned drum clinics here: http://www.youtube.com/adlerdrums#p/u/15/5g1B5Q13Rd8. The tour is sponsored by MAPEX DRUMS, AQUARIAN, PRO MARK, GIBRALTAR, MEINL, and ZOOM (SAMSON).



On this tour, ADLER will be playing on Mapex's newlyreleased Black Panther "Blaster" drum set. Mapex introduced the Black Panther Drum Collection in January at the NAMM show in Anaheim, CA and thiswill be the first opportunity for many fans to see and hear it. The Blaster kit features a unique maple and walnut shell design and is the first in a series of new drum sets based on Mapex's popular series of Black Panther Snare Drums.



<span>CHRIS ADLER MAPEX DRUM CLINIC TOUR DATES</span>



2/28 Salt Lake City, UT @ Backbeats Drum Shop

3/2 Bellevue, WA @ Donn Bennett Drum Studio

3/3 Fresno, CA @ Bentley’s Drum Shop

3/6 San Antonio, TX @ Jeff Ryder Drum Shop

3/7 Nashville, TN @ Forks Drum Closet

3/8 Kansas City, MO @ Explorers Percussion

3/9 Memphis, TN @ Memphis Drum Shop

3/10 Kenner, LA @ Ray Fransen Drum Shop

3/14 Plainview, NY @ Original Long Island Drum Center

3/15 Portland, ME @ Drum Shop

3/16 Hollywood, FL @ Resurrection Drums



CHRIS ADLER is also pleased to announce the release of a comprehensive behind the scenes narrative book, detailing the early days of the band through the writing and recording of the LAMB OF GOD album, New American Gospel. This is the first and only book chronicling the history of the making of this classic album. Known for not pulling any punches, ADLER tells the real story, warts and all.



Over 100 oversized pages personally written by CHRIS ADLER, the book also includes drum tablature, transcribed and verified by ADLER himself. Along with refreshingly accurate drum tabs per song, ADLER precedes each song on the album with pages of written detail on how and why New American Gospel came to be, and his view of how it worked, or didn’t, in the band’s live set. As many players know, many tablature books contain incorrect information due to publishers not verifying with the artists. By self-publishing, writing and transcribing, ADLER has made sure that the common mistakes do not exist. The tablatures are all transcribed and verified by master technician Travis Orbin (www.travis-orbin.com) and ADLER himself, and are designed to provide accurate insight into the drumming on the album as well as a convenient learning and teaching tool to teachers and drummers alike. The production of the book is completely self-financed, written (no ghost writers), and published by ADLER to have total product quality control.



The book is a must-have for any fans of LAMB OF GOD or ADLER’s drumming, as well as fans looking for 'fly-on-the-wall' access to how and why critical choices and decisions were made in the process of creating New American Gospel. Throughout the narrative, ADLER speaks frankly of his drumming, the successes, the failures, and obstacles that ultimately led to him contemplating leaving the band years ago.



Fans should be sure to head to CHRIS ADLER’s brand new website, http://www.chris-adler.com/, to catch up on first-hand information, endorsements, and appearances. The sitealso includes a small store of exclusive items used by ADLER and special giveaways throughout the year. 

Sunday, January 30, 2011

Dragonforce - Twilight Dementia (2010)


Artist          : Dragonforce
Album        : Twilight Dementia
Released  : 2010
Style          : Power Metal
Format      : MP3 320Kbps
Size           : 215 Mb

CD1:
01 - Heroes Of Our Time
02 - Operation Ground and Pound
03 - Reasons To Live
04 - Fury of the Storm
05 - Fields of Despair
06 - Starfire
07 - Soldiers of the Wasteland

CD2:
01 - My Spirit Will Go On
02 - Where Dragons Rule
03 - The Last Journey Home
04 - Valley of the Damned
05 - Strike of the Ninja
06 - Through the Fire and Flames
 
code:

code:

Tuesday, January 25, 2011

Axolotl, Fish-footed from Mexico

Axolotl (Ambystoma mexicanum) is a type of salamander that spends its life in the form of larvae. Exotic animals unique nan is sometimes referred to as "Mexican Walking Fish" because he looks like a fish that has hands and feet. However, the Axolotl is not actually a kind of fish, but rare type of salamander found in Mexico City. Axolotl length can reach 30 cm, but the average size is only 15 cm. The color of their bodies the average black or brown kepirangan and many are albino with such funny colors pink. These animals have gills that are outside his body. Gill seems to be beside her head so that a cursory look like horns. Eastern people often creates a fantasy that is associated to a legend of the dragon, so they often referred to as dragon fish.

Axolotl including lizards that have longevity, Axolotl can live up to 10-15 years and can grow up to 60cm, even once caught a giant Axolotl tails in the interior of Mexico that are up to 1.4 meters, the discovery was a complete surprise, but after the carefully by the experts it is just an abnormal situation that rarely occurs (gigantism).

Axolotl always live in the water and likes to eat small fish, worms, and larvae. These animals sometimes appear on the surface of the water, but there is also a mature and grow ahead of never arise in surface water and only stayed in the bottom of the lake during his lifetime. Salamander salamander species are classified in the salamander species dangerous, because it can give off toxic salt from his mouth, but if the gland is in the waste properly, these animals can make a cute pet.

Axolotl Names taken from the Aztec language means water dog. Axolotl cousins still close to the tiger salamander. Uniquely, this animal in a state of metamorphosis only when forced, forced in this case is if they live where the water sources dry up, the Axolotl can bermetarmorfosis to the form of land and water if there is already back then Axolotl can return to form water. Land from the axolotl form similar to the form of larvae, with the difference that disappeared gills, a tail that is more compress and protruding eyes visible. The presence of a hormone known to trigger tertenu bermetamrofosis axolotl into a land reptile. Besides the addition of small amounts of iodine into the water can also trigger the same thing.





He can regrow limbs, tusks, skin, organs, and parts of the brain and spine injured.
Some other animals have the ability to regenerate, but only a Mexican salamander that can grow back so many different body parts in all their lives.
Axolotl can be found in Lake Xochimilco and Lake Chalco in Mexico. Later, their populations are threatened due to development carried out on the lake which was to prevent seasonal flooding, so the amount of water in the lake to shrink and their habitat disturbed. Fish influx from other areas who introduced human jg cause the population to shrink. Number of axolotl in nature is unknown. But the population is estimated to decline from about 1,500 per square mile in 1998 to only 25 per square mile this year, according to research scientists Zambrano using nets. Long Enterprises International Union for Conservation of Nature enter axolotl in its annual Red List as threatened with extinction. They say these animals could disappear within five years.

Axolotl, Ikan Mirip Hamster dan Berkaki di Mexico

Axolotl (Ambystoma mexicanum) adalah jenis salamander yang menghabiskan hidupnya dalam bentuk larva. Binatang eksotis nan unik ini kadang-kadang disebut sebagai "Ikan Berjalan Meksiko" karena ia terlihat seperti ikan yang memiliki tangan dan kaki. Namun, Axolotl sebenarnya tidak sejenis ikan, tetapi langka jenis salamander yang ditemukan di Mexico City. Axolotl panjang bisa mencapai 30 cm, namun ukuran rata-rata hanya 15 cm. Warna tubuh mereka yang kepirangan hitam atau cokelat rata-rata dan banyak yang albino dengan warna pink lucu tersebut. Hewan ini memiliki insang yang berada di luar tubuhnya. Insang tampaknya berada di samping kepalanya sehingga sepintas terlihat seperti tanduk. Timur orang sering menciptakan sebuah fantasi yang berhubungan dengan legenda naga, sehingga mereka sering disebut sebagai ikan naga.
Axolotl kadal termasuk yang memiliki umur panjang, Axolotl bisa hidup sampai 10-15 tahun dan dapat tumbuh hingga 60cm, bahkan pernah menangkap ekor Axolotl raksasa di pedalaman Meksiko yang sampai dengan 1,4 meter, penemuan itu benar-benar mengejutkan, namun setelah hati-hati oleh para ahli itu hanya situasi abnormal yang jarang terjadi (gigantisme).

Axolotl selalu hidup di air dan suka makan ikan kecil, cacing, dan larva. Hewan-hewan ini kadang muncul di permukaan air, namun ada juga yang matang dan tumbuh di depan tidak pernah timbul di permukaan air dan hanya tinggal di dasar danau selama hidupnya. Spesies salamander Salamander diklasifikasikan dalam spesies salamander berbahaya, karena bisa mengeluarkan garam beracun dari mulutnya, tetapi jika kelenjar dalam limbah dengan benar, hewan ini dapat menjadi hewan peliharaan lucu.

Thursday, January 20, 2011

PANTERA


No band affected the metal world more so than Pantera during the early to mid-'90s. Beginning with its 1990 album Cowboys From Hell, the post-thrash band put to rest any and all remnants of the '80s metal scene, almost single-handedly demolishing any notion that hair metal, speed metal, power metal, et al., were anything but passé. Sure, a lot of critics point toward Nirvana's "Smells Like Teen Spirit" and the subsequent alternative rock explosion as the death knell of '80s-style metal, but you could just as easily point toward Pantera. In fact, most metalheads do exactly that. Looking back, it wasn't like legions of dyed-in-the-wool headbangers suddenly cut their hair and began listening to Seattle grunge bands. Rather, a great many metalheads were heavily affected by the emergence of Pantera, especially the Vulgar Display of Power album, which was unlike any other metal album of the time, emerging as it did in 1992. That album in particular stood out at the time, slowing down the breakneck tempos of thrash and upping the heaviness quotient, as well as changing the vocal style, pushing it more toward hardcore or even grindcore. By the time Pantera unleashed Far Beyond Driven in 1994, they were the most popular metal band in the land, as the frenzy surrounding that Billboard chart-topping album testified. However, the band began to self-destruct around this same time as well. Drug abuse certainly played a role, with lead vocalist Phil Anselmo ODing on heroin at one point, for instance, and tensions within the band also playing a role in its ultimate, acrimonious dissolution. The final nail in Pantera's coffin came during the early to mid-2000s, when Anselmo began engaging himself in a multitude of side projects and when, very sadly, guitarist Dimebag Darrell was bizarrely murdered on-stage in late 2004. This much-publicized murder shone the spotlight back on Pantera for a brief moment, and amid all of the emotional outpours and media commentary, a consensus arose: Pantera had indeed been a landmark band, somewhat undervalued during their reign, with practically every contemporary metal band of the time openly paying tribute to their legacy.

Pantera's beginnings date back to the early '80s when the Texas-based band began releasing albums on the Metal Magic label. Originally, the band featured then-teenaged brothers Darrell Abbott (aka Dimebag Darrell and, for a short while, Diamond Darrell) and Vinnie Paul Abbott (aka Vinnie Paul), as well as Rex Brown (aka Rex Rocker) and Terrence Lee (aka Terry Glaze). They debuted in 1983 with Metal Magic, followed by Projects in the Jungle in 1984 and I Am the Night in 1985. Singer Phil Anselmo then replaced Glaze, and the group went on to record Power Metal, an album released in 1988 that eventually scored the group a deal with East West. While these '80s albums are no doubt curious to hear, it's fairly evident that this was a much different Pantera. For the most part, fans and surely the band treat Cowboys From Hell as Pantera's "official" debut album featuring the group's longtime lineup: Anselmo (vocals), Dimebag (guitar), Vinnie Paul (drums), and Rex Brown (bass). This album put Pantera on the national metal map, particularly thanks to songs like "Cemetery Gates" and the title track. Two years later, Pantera returned with Vulgar Display of Power and solidified their status as an up-and-coming metal band with a unique sound. It took a little while, but Vulgar Display of Power made serious waves among metalheads. MTV certainly played a role, putting the band's videos into relatively heavy rotation, but more than anything, positive word of mouth and explosive live performances did wonders for Pantera, who had a very unique sound for the time. When Far Beyond Driven hit the streets in 1994, Pantera had become the most popular band in the metal land. The album debuted atop the Billboard album charts -- quite a feat for such extreme music! -- and the band continued its seemingly never-ending string of tours, packing sports arenas across America.

When Pantera returned in 1996 with their next album, The Great Southern Trendkill, quite a bit had changed. They'd begun experimenting with their sound, slowing down their tempos and moving away from the relentless heaviness of Far Beyond Driven. The album also featured a very bitter, reactionary tone, with a heavy use of vocal overdubbing. (Anselmo's vocals were notably recorded at Trent Reznor's studio, and are quite demonic at times.) Moreover, Anselmo wrote quite a bit about drug abuse in songs like "Suicide Note" and "Living Through Me (Hells' Wrath)," no doubt alluding to the personal demons and tensions that had begun pulling the band apart. Partly as a result of such experimentation and personal abandon, Trendkill may indeed be Pantera's most curious album. In any event, reactions from fans and critics were mixed, and sales fell. It would be four years before Pantera released another studio album, releasing a stopgap live album in 1997, the fierce Official Live: 101 Proof. During this long interim, rumors swirled and Anselmo further distanced himself from the band, participating in various side projects, among them Down, with which he experienced quite a bit of success. Pantera did reunite, however -- one last time -- for Reinventing the Steel, which was released in 2000 and, like The Great Southern Trendkill, didn't come close to matching the impact of Far Beyond Driven. By this point the band's following had dwindled, and the metal landscape had undergone serious changes with the emergence of alt-metal bands like Korn and Tool, not to mention the likes of Marilyn Manson and Limp Bizkit.

And that would be the end of Pantera, with the token greatest-hits albums and whatnot appearing now and then. In the years to follow, the bandmembers busied themselves with side projects, most notably the host of bands fronted by Anselmo. His projects included, among other endeavors, Down, Superjoint Ritual, Viking Crown, and Southern Isolation -- none of which bore much resemblance to Pantera. Meanwhile, Dimebag and Vinnie Paul formed Damageplan, a fairly stable band that sought to pick up where Pantera had left off. In fact, they even played some Pantera songs during their live shows. Following the release of their debut album, New Found Power, and some club shows, Damageplan met a tragic end on December 7, 2004. That night -- 24 years after John Lennon's shooting to the day! -- a homicidal fan shot Dimebag at a small club show in Columbus, OH. The band hadn't gotten more than a song into its show before the murderer breached security, jumped on-stage, and shot the guitarist numerous times at point blank, murdering a few others in the process. The tragedy was big news in the States, grabbing headlines everywhere the day afterward. For a sad moment that day, the spotlight shone once again on Pantera, arguably the greatest metal band of the '90s and, no doubt, one of the greatest and most influential metal bands ever.

OPETH


Founded in 1990 in Sweden by vocalist and guitarist Mikael Akerfeldt, Opeth specialized in fusing progressive-rock, folk music, and heavy-metal.
Orchid (Candlelight, 1995) cast Akerfeldt's death-metal growling and Peter Lindgren's epically distorted guitar in roles (mid-tempo interludes, acoustic melodies, long and tortured songs) that were not traditionally associated to heavy metal, despite sounding like heavy metal.
Morningrise (Candlelight, 1996), their masterpiece, refined that manner, particularly in the monumental suite Black Rose Immortal.
My Arms Your Hearse (Candlelight, 1998), featuring the new rhythm section of drummer Martin Lopez and bassist Martin Mendez, sounded both more aggressive and more traditional. It featured some of their most brutal compositions (April Ethereal, Demon Of The Fall).
Still Life (Peaceville, 1999) placated the rage and indulged again in sophisticated arrangements and dynamics, particularly in the 11-minute The Moor, the atmospheric Moonlapse Vertigo, and the majestic Face of Melinda.
Blackwater Park (Music for Nations, 2001) added Blackwater Park , Bleak, The Drapery Falls to their canon, and reached a broader audience.
Deliverance (Music For Nations, 2002) summed up their art and technique. Wreath, a majestic eleven-minute gothic fantasia that proceeds from agonizing doom-metal to fast hard-rock and to quasi-grindcore, By The Pain I See In Others, a violent and theatrical ten-minute melodrama with a solemn guitar solo and a desperate vocal refrain in between bursts of madness, and especially Deliverance , a 13-minute tour de force of different (but smoothly amalgamated) dramatic forms that runs towards a catastrophic climax, increase the level of musical and emotional complexity; while the suspenseful and melodic ten-minute ballad A Fair Judgment represents the romantic zenith of the album. Master's Apprentice offers a more conventional death-metal nightmare (but the second half changes personality twice).
Opeth mellowed down a lot on the symphonic Damnation (Music for Nations, 2003), an album heavy on the electronic keyboards and made of relatively shorter songs.
Tracks: Window Payne, In my Time of Need, which is probably the standout, Death whispered a lullaby, Closure, Hope Leaves, To Rid the Disease, Ending Credits (Instrumental), Weakness.
Ghost Reveries (Roadrunner, 2005) is a keyboards-heavy album that does not change the equation as much as it first appears to. The hyper-romantic Ghost of Perdition is simply more of the same formula that Opeth has been experimenting for six years. Pieces such as The Baying of the Hounds and Hours of Wealth are more "progressive" than usual, and perhaps the execution has reached a new level of craftmanship, but overall the album is devoid of real innovation or real emotion.

KREATOR


Arguably the most influential and successful European thrash metal band ever, Germany's Kreator is also by far the most enduring. Like many of their European speed metal brethren.Kreator fused Metallica's thrash innovations with Venom's proto-black metal imagery, sparked it with Motörhead's balls-out velocity, and capped it off with the nihilistic outlook typical of heavy metal since the seminal days of Black Sabbath. Kreator's career also mirrored speed metal's rising and waning fortunes: building from strength to strength throughout the 1980s, only to fall on hard times in the 1990s. Now seemingly reborn in their third decade of activity, Kreator are certified worldwide superstars who still tour as widely and frequently as bands half their age -- now that's resilience.

Originally named "Tyrant," and then "Tormentor," Kreator was founded in 1982 by vocalist/guitarist Mille Petrozza, bassist Rob Fioretti, and drummer Jürgen Reil (aka Ventor) in the industrial capital of Essen, Germany. They were still known as "Tormentor" when their first two demo tapesKreator, one fittingly named "Blitzkrieg" (1983), and the other "End of the World" (1984), fell into the hands of thousands of heavy metal fans engaging in the era's bustling underground tape-trading network. Positive word of mouth soon attracted the attention of Germany's own metal start-up, Noise Records, which signed the newly re-christened Kreator to a deal and immediately put them to work on their first album. Recorded in just ten days at Berlin's Musiclab Studios, 1985's Endless Pain was a savage debut, but its crude thrashing quickly had the underground metal world a-buzzing with excitement. A second guitar player, Wulf, was hired for touring purposes, and with the group's reputation preceding them, lucky fans within the band's modest touring radius were soon clamoring for tickets.

No sooner had they come off the road, then Kreator were heading right back to Musiclab Studios, this time with producer Harris Johns (Helloween, Voivod) to record their second album, Pleasure to Kill. Unleashed in 1986 and still considered the band's first 'classic' album, Pleasure to Kill raised the bar with more diversity of tempos and greater attention to technical executionKreator, while losing nothing in terms of ferocity or speed. The band closed out the year with the Flag of Hate E.P. (named after a re-recorded version of their earliest hit), and there seemed to be little doubt that Kreator, along with fellow Germans Helloween and Switzerland's Celtic Frost (with whom they toured the U.K. a year later), were fast becoming Europe's top extreme metal contenders. Recorded at Hannover's Horus Studios with English producer Roy Rowland, 1987's Terrible Certainty did nothing to dent this perception, since, for once, Petrozza and co. actually had a little time to work out the songs beforehand. The ensuing tour further established their reputation as dedicated road warriors, and saw Kreator beefed up to a quartet once again with the addition of guitarist Jörge Trebziatowski. Profits from these concerts would help finance yet another E.P. (product being something Noise never stopped asking for) entitled Out of the Dark, Into the Light, released in August 1988.

By this time, all signs suggested that Kreator were on the verge of a major breakthrough, and when Noise struck a deal with giant Epic Records for large-scale distribution in America, Petrozza knew this was his chance of taking his band global. Mustering all of his creative juices and honing his songwriting, he led Kreator into Los Angeles' Music Grinder Studios and brought in well-regarded producer Randy Burns (Megadeth, Nuclear Assault, etc.) to guide them to another thrash metal landmark with 1989's Extreme Aggression. With videos made for the ubiquitous title track and the venomous "Betrayer" getting plenty of exposure on MTV's Headbanger's Ball, Extreme Aggression quickly became their biggest seller yet, and the subsequent North American swing with Suicidal Tendencies introduced the band to many new friends. The tour also marked the debut of former Sodom guitarist Frank "Blackfire" Gosdzik, whose nightly lead guitar duels with Petrozza are still the stuff of fond memory for Kreator fans. Seeking to capitalize on the group's momentum, Noise rushed them back into the studio to whip up next effort, Coma of Souls, released in October 1990. Unfortunately, the hastily conceived L.P. clearly suffered from the less than favorable circumstances in which it was created, seeming too much like a retread of earlier material and bogged down by filler. It should also be noted that, by the end of the 1980s, thrash and speed metal had largely run their course and mutated into death metal, leaving genre standard-bearers like Kreator, Anthrax, and even Metallica, with a difficult choice: evolve or perish.

1992's appropriately named Renewal seemed to answer that question by going straight to the source for help. Kreator sought out renowned producer Tom Morris (Sepultura, Morbid Angel, etc.) at his Morrissound Studios in Tampa to help them delve deeper into the death metal template. (One thing that needed no updating was Petrozza's hissing, scratchy voice, which of course predated, and no doubt influenced, death metal's Cookie Monster vocal style.) Proving just how wary (perhaps too wary) the studio was of current trends, Renewal also came slathered in industrial-metal techniques -- something that did not go over well with Kreator and was later blamed for the album's disappointing showing. The excruciatingly taxing touring commitments that followed took the band as far as South America, but understandably left them physically and creatively exhausted, prompting Petrozza to announce a protracted break to recover. Incredibly, Kreator's silence was only broken three years later with the release of 1995's, somewhat back to basics, Cause For Conflict -- their first effort for new label GUN Records. Hardly a successful comeback, the album found Kreator confused and uninspired -- hopelessly out of touch with the day's reigning extreme metal trends, and surely traumatized by the recent departure of both Fioretti and Ventor (they were replaced by bassist Christian Giesler and former Whiplash drummer Joe Cangelosi). Adding insult to injury, Noise Records chose exactly this difficult moment to release the Scenarios of Violence set -- a collection of live recordings and remixed old hits that seemed to declare Kreator's future prospects null and void.

Looking to remedy the band's tenuous situation, Petrozza called upon former Coroner guitar wizard Tommy Vetterli to help him guide Kreator into realms unknown, getting even further away from their roots on their next two albums, the highly experimental Outcast (1997) and Endorama (1999). Both of these veered into ever-slower pacing, added gothic and ambient elements, incorporated samples and loops, and even found Petrozza trying a few different singing styles on for size. But even though they met with certain critical acclaim and signaled Ventor's welcome return to Kreator's ranks, neither of these albums managed to re-ignite the band's career. Yet again, timely retrospective releases like 1999's Voices of Transgression (shedding light on the band's hit-and-miss second decade) and 2000's Past Life Trauma (a near-flawless wrap-up of their first decade) provided some consolation for disgruntled old fans who had long abandoned Kreator's floundering ship; but, unexpectedly, they also cleared the way for a rebirth of sorts.

This renaissance began to take shape following Vetterli's departure and the signing of a new record deal with Germany's SPV label. Simply put, Petrozza recommitted himself to thrash, and, after hiring Finnish-born second guitarist Sami Yli-Sirnio, proceeded to write Kreator's strongest album in years, with 2001's positively stunning Violent Revolution . In keeping with Kreator tradition, the consequent world tour became their most comprehensive and extensive ever. Thanks to Violent Revolution 's great success, it served to reintroduce and reestablish Kreator as one of the world's premiere speed metal acts -- a feat that was commemorated with the group's first live album -- a lavish two-CD/DVD set appositely named (with some grammatical license) Live Kreation/Revisioned Glory -- a couple of years later. Surely already preparing for their 11th studio album, Kreator will probably never retire.

Monday, January 17, 2011

Flower Generation (Generasi Bunga)

Perang Vietnam dimulai, 1959. Tak ada yang tahu bahwa perang ini akan menimbulkan sesuatu yang fenomenal dan menjadi legenda di kemudian hari. Perang Vietnam ini telah melahirkan satu generasi legendaris yang disebut dengan Flower Generation (Generasi Bunga).

Generasi Bunga, generasi anak-anak muda berumur di bawah 30 tahun yang hidup di era akhir 1960-an hingga pertengahan 1970-an, muncul sebagai counter culture terhadap budaya kemapanan. Isu rasial, Perang Dingin dan ancaman perang nuklir adalah pemicu lain dari munculnya Generasi ini. Ia seakan menjadi bom yang siap meledak sewaktu-waktu.

Bom waktu itu meledak saat perang Vietnam meletus. Anak-anak muda yang muak dengan kemapanan dan perang, berkumpul dan lahirlah sebuah generasi baru, Generasi Bunga.

***

Dengan semangat “fight with flower” (lawanlah dengan bunga), Generasi Bunga melakukan protes anti perang tanpa kekerasan. Umumnya mereka memakai baju dengan warna yang mencolok mata – anak gaul jaman sekarang mengenalnya dengan nama kaos tie dye. Warna-warna ceria ini tentunya adalah simbol dari halusinasi saat memakai LSD. Mereka biasanya mengombinasikannya dengan celana cut bray dan beberapa aksesories kaum bohemian.

Generasi ini juga sering diasosiasikan sebagai kaum hippies. Jesse Sheidlower, seorang leksikografer yang juga seorang editor dari Oxford English Dictionary, menyebutkan bahwa istilah “hipster” dan “hippie” berasal dari kata “hip” yang sebenarnya arti aslinya tidak diketahui. Malcolm- X pernah menyebut dalam biografinya, bahwa kata “hippy” merujuk pada orang kulit putih yang bertingkah seperti orang kulit hitam Amerika, bahkan melebihi tingkah polah warga kulit hitam itu sendiri. Banyak orang mengidentikan kaum hippy dengan kebebasan dan ketidakteraturan. Nyatanya, kaum hippies memang berusaha keluar dari kehidupan formal masyarakat disekitarnya.

Bagi saya, periode Generasi Bunga ini adalah periode puncak kejayaan musik rock. Perpaduan antara lirik yang “bombastis” dan cenderung absurd (hampir pasti karena efek LSD) musikalitas yang tidak bertepi dan tidak biasa, menjadi pemikat. Uniknya, kiblat budaya mereka adalah kebudayaan timur yang dianggap eksotis, seperti India. Tak heran kalau The Beatles pun pergi berguru ke India pada Mahesi Yogi. Lihat pula cover album Jimi Hendrix Experience Are You Experienced yang “Hindu” banget. Masalah lirik, hingga hari ini saya masih menganggap bahwa band-band periode ini memiliki lirik-lirik yang akan selalu abadi. “Purple Haze”, “Stairway to Heaven”, “All You Need is Love” adalah beberapa contoh lagu dengan lirik yang mengandung unsur magis sekaligus absurd, namun dengan pesan tersembunyi disana.

Musisi generasi ini memiliki kreatifitas yang luar biasa. Ada The Beatles yang manis. Ingin sesuatu yang akrobatik sekaligus bikin bulu kuduk anda merinding saat melihat permainan live, tontonlah Jimi Hendrix. Adapula yang sedikit gelap dengan bumbu psychedelic seperti The Doors dan Jefferson Airplane. Hingga musik progresif macam YES atau Pink Floyd. Wanitanya pun tidak ketinggalan. Ada Janis Joplin sang ratu musik rock yang namanya tetap abadi sampai sekarang. Anda mengaku sebagai penyuka rock and roll tapi tidak kenal siapa mereka ini? Masuk nerakalah anda!

Tentu saja puncak musik rock era Flower Generation ini terjadi pada tahun 1969. Sebuah lahan pertanian seluas 240 hektar milik Max Yasgur yang terletak di Bethel, New York menjadi saksi bisu pagelaran musik Woodstock yang legendaris yang diadakan mulai tanggal 15 – 18 Agustus. Bukan sesuatu yang luar biasa bila Pagelaran Woodstock masuk dalam “50 Moments That Changed the History of Rock and Roll” versi majalah Rolling Stone.
Banyak musisi yang belakangan menjadi besar tampil di sana, mewakili etos solidaritas dan semangat. Kata semangat mungkin pantas ditujukan pada Joan Baez yang sedang hamil 6 bulan saat tampil di Woodstock! Santana (masih muda, brewokan dan memakai gitar Gibson SG), The Grateful Dead, CCR, The Who, Jhonny Winter dan saudaranya Edgar Winter, Janis Joplin, dan pastinya sang dewa gitar Jimi Hendrix, adalah nama-nama yang tampil di Woodstock yang legendaris itu. Diperkirakan lebih dari 500.000 “hippies” datang dan menyaksikan acara ini.

Rockstar produk Generasi Bunga adalah bintang yang dipuja oleh generasi musisi yang datang belakangan. Para pemuja ini mengamini gaya hidup pujaannya: obat bius, seks, dan rock and roll. Toh selalu ada orang yang melawan arus kerumunan. Salah satunya adalah musisi legendaris Frank Zappa yang mengkritik keras ulah musisi yang memuja rockstar Generasi Bunga tanpa reservasi. Bagi Zappa, Flower Generation telah menjadi gerakan sampah belaka, sekedar menjadi pembenaran seks bebas, pemakaian obat bius, dan sudah kehilangan semangat perubahan. Tak ada lagi ideologi di dalamnya.

Frank Zappa tentu diamini oleh para orang tua yang khawatir bila punya anak bercita-cita menjadi rocker. Ya betul, orang tua tentu takut sang anak akan mati overdosis, menjadi pecandu alkohol atau memacari groupies. Bisa dipastikan bahwa sebagian besar orang tua, apalagi di negeri kita, akan berpikir seribu kali untuk memperbolehkan anaknya menjadi seorang musisi rock. Paling pol ya sang anak disuruh ikutan ajang menyanyi yang banyak mencetak penyanyi karbitan dan idola instan. Tapi jadi rocker? Para orang tua mungkin akan memilih untuk mati lebih dulu daripada melihat anaknya menjadi rocker.

***

Tahun 1975, perang Vietnam berakhir. Tentara Amerika pulang menanggung malu. Berakhirnya perang itu juga menjadi lonceng penanda akhir masa Generasi Bunga. Masa hura-hura selesai, saatnya kembali ke dunia nyata.

Kini, remaja era tahun 1990-an dan 2000-an memakai kaus tie dye yang warna-warni itu, tanpa perlu mengerti maknanya. Musik hari ini pun sudah jauh berbeda. Tak ada lagi musik yang benar-benar dimainkan dari dalam hati. Saya harus menelan musik-musik sampah yang dimainkan para remaja tanggung dengan rambut miring dan gumpalan mascara di bawah mata mereka. Mereka menyanyi dan bermain musik seperti menangis dan merengek. Mereka tidak mengerti bahwa tak perlu bergaya merengek untuk menjadi soulful. Ah, saya jadi rindu dengan gegap gempita musik psychedelic.

Saya berandai-andai lagi bahwa saya lahir pada tahun 1945, berharap saya bisa mengecap pahit manis-nya Flower Generation. Mungkin saya bisa menyaksikan langsung bagaimana Jimi Hendrix menggumuli gitarnya.Mungkin juga saya bisa menyaksikan dari dekat bagaimana Janis Joplin menyihir pemujanya, bagai Cleopatra menyihir Julius Caesar.

Saturday, January 15, 2011

Kisah Kocak RHCP

Setelah 25 tahun menjerumuskan diri di dunia musik, band yang pernah meluncurkan Stadium Arcadium ini ternyata punya berbagai cerita unik selama karier mereka. Mulai pengalaman unik mereka jadi Spice Girls hingga kejadian konyol yang mengawali terbentuknya band ini. Berikut beberapa kisah tersebut.


1. Anthony tidur bareng Cher. Ketika mulai popular di kalangan selebriti Hollywood, Kiedis bertemu dengan sederet bintang rock terkenal. Mulai Keith Moon, Led Zeppelin, Alice Cooper dan Cher. Bahkan, dia sempat tidur bareng Cher. "Dulu kami akrab sering nongkrong bareng," kata Kiedis. "Pernah suatu malam, karena terpaksa aku menginap sekamar dengannya. Tapi kami tidak melakukan apapun. Kami kan teman," dalih Kiedis.

2. Terbentuk karena pertengkaran. Sekitar 29 tahun lalu, di Fairfax High, sebuah SMA di Amerika, terjadi pertengkaran antara Kiedis dan Flea. Tapi, siapa sangka pertengkaran ini malah membuat mereka jadi sahabat, dan akhirnya membentuk superband hingga kini.

3. Terselamatkan dari nama aneh. Sebelum memakai nama Red Hot Chilli Pappers, udah ada sederet nama yang dipakai band ini. MUlai the La Leyenda Tweakers, Tony Flow, the Miraculously Majestic Masters of Mayhem dan the abovementioned Pimps. Hingga akhirnya mereka menetapkan memakai RHCP. "Nama ini bernuansa Amerika banget. Seperti Louis Armstrong dengan band and the Red Hot Five-nya," paparnya.

4. Chad belum resmi di RHCP. Setelah kematian Slovak, Jack Irons yang saat itu jadi penggebuk drum, memutuskan untuk resign. Lalu, Smith memutuskan untuk mengaudisi Chad. Karena terpaku oleh kemampuan Chad, Smith mengatakan ingin mencobanya. "Kejadian itu sekitar 18 tahun lalu. Sementara mereka hingga kini belum memberi keputusan aku diterima atau tidak. Jadi, selama ini aku cuman nongkrong bersama mereka," ujar Chad.

5. Umur John diprediksi nggak lebih dari 30 tahun. Saat masih terjerumus dalam kegelapan narkoba, banyak yang memperdiksi umur John tidak bakal lebih dari 30 tahun. "Keadaanya saat itu sangat memprihatinkan. Giginya rontok semua, kulitnya penuh luka, dan tubuhnya seperti mayat hidup," kata Kiedis. Untung John sadar, dan masih bisa melanjutkan hidupnya hingga kini.

6. Pernah tampil ala Spice Girls. Demi ultah anaknya yang kesepuluh, Flea terpaksa membujuk personil RHCP lainnya untuk dandan ala Spice Girls. "Putriku sangat suka sama band itu. Demi menyenangkannya, aku terpaksa jadi Baby Spice, Frusciante sebagai as Sporty Spice, dan Kiedis menjadi Posh.

7. LA jadi sumber inspirasi utama. "Semua lagu yang kubuat pasti mengenai Los Angels, baik itu secara langsung maupun tidak langsung," kata Kiedis. "Kita latihan di Valley, rekaman di Laurel Canyon. Selama ini aku menetap selalu di sekitar Hollywood Boulevard hingga Malibu. Kota ini bagaikan magical spot," imbuhnya.

Friday, January 14, 2011

Misteri di balik lagu Bohemian Rhapsody


Siapa yang gak kenal : Bohemian Rhapsody ..? Lagu yang pernah dinobatkan sebagai Lagu Rock Epic Terbaik Sepanjang Masa oleh majalah musik Mojo edisi April 2004. Bahkan menurut penelitian Guinness World Records tahun 2002 pada 31.000 responden, Bohemian Rhapsody adalah lagu terfavorit di UK. Lalu bagaimana pendapat anda, tentang lagu Bohemian Rhapsody?

Bohemian Rhapsody berasal dari album Queen yang berjudul A Night At The Opera yang diproduseri Roy Thomas Baker pada tahun 1975. Lagu ini dikarang oleh Freddy Mercury vocalist kelompok Queen (Catatan : Queen terdiri dari Freddy Mercury, John Deacon, Roger Taylor, Brian May) . Lalu, apa yang menarik dari Bohemian Rhapsody?

Kita tahu bahwa Freddy Mercury pencipta Bohemian Rhapsody adalah penulis lagu dengan menggunakan kunci-kunci aneh. Nada dasarnya cepat berubah. Musiknya mempunyai struktur chord yang susah dimainkan dan dinyanyikan, demikian halnya pada lagu Bohemian Rhapsody. Dari E flat Mayor ke F Minor kemudian ke A Mayor dst. Lagu yang dimulai acappella dengan pertanyaan : Is this the real life - Is this just fantasy dan diakhiri dengan dengan suara gong itu memang cukup unik, sehingga tidak heran bila hampir semua penggemar musik pasti kenal lagu ini. Bahkan banyak orang meramalkan bahwa belum tentu ada partitur yang ditulis sebagamana Bohemian Rhapsody dalam abad ini..

Selain terletak pada keindahan partitur, piano, suara Freddy, Guitar May atau koor-nya, Bohemian Rhapsody menjadi sangat menarik lantaran lirik lagunya yang mengundang sejuta misteri sejalan dengan kepergian si pencipta. Bohemian Rhapsody sangat complicated, dan menimbulkan banyak perdebatan makna lagu. Banyak yang mengatakan bahwa lagu ini sulit dipahami dan cukup gelap. Mengandung teka-teki yang sulit dipecahkan, khususnya dalam bagian operanya.

Konon dalam proses pembuatannya Freddie tampak begitu yakin dan mengetahui apa yang harus dilakukannya, sepertinya Bohemian Rhapsody sudah lama ada di kepala Freddie. Bahkan Ia telah mencatat lirik lagunya di sebuah buku notes tua milik ayahnya. Beragam apresiasi dari penikmat mengenai makna lagu itu sering menjadi perdebatan kontroversial sepanjang masa. Suatu ketika dia menyebut nama Allah dengan membaca Bismillah, padahal disisi lain ia memanggil nama Setan dengan berteriak : Beelzebub.

Parade karakter dan penggunaan frase-frase sejarah aneh membuat penikmat kebingungan dan „tersihir“ walau tanpa mengetahui maknanya.. Berbagai „mantra“ digunakannya seperti : Scaramouche, Galileo, Beelzebub, Figaro, Mama Mia, dan Magnifico. Secara etimologis beberapa frase dan „mantra“ yang dilafalkannya mempunyai arti sbb : Scaramouch berarti seorang pengecut yang banyak omong. Fandango berarti tarian. Beelzebub merupakan nama setan. Lalu apa arti Galileo, Figaro, magnifico ? Saya cari pada dictionary Galileo itukan nama Astronom berasal dari Italia penemu Telescope bintang….??? Apa hubungannya ? Lalu apa arti Figaro dan magnifico ???? Pusing…!!!!!

Saat Bohemian Rhapsody dirilis ke publik, banyak spekulasi yang muncul tentang makna lagunya. Orang percaya bahwa lirik itu melukiskan tentang pelaksanaan proses ekesekusi, yang diilhami Novel Albert Camus, The Stranger. Bahkan ada yang meyakini bahwa lagu itu mengisahkan tentang wajib militer di Perang Vietnam. Sedangkan disisi lain ada yang percaya bahwa lirik itu diciptakan hanya untuk mencocokkan dengan musik yang diciptakan, sehingga tidak memiliki makna atau arti sama-sekali.

Brian May pernah mengatakan : Setiap orang termasuk dirinya, memiliki interpretasi masing-masing terhadap maha karya tersebut. Sehingga ia mengaku sampai sekarang tidak mau mengungkapkan secara terbuka apa pandangannya terhadap karya besar sahabatnya itu. Tidak ada yang berani membicarakan soal liriknya saat proses pembuatannya karena Freddy seperti sudah yakin dengan penemuannya, kata May.

Freddy berbeda dengan personil Queen lainnya yang senang bercerita bagaimana proses kreatif atau inspirasi sebuah lagu ditulis. Freddy selalu mengelak apabila ditanya tentang bagaimana makna lagu ciptaannya atau bagaimana inspirasinya timbul. Freddy sangat membenci terhadap banyak analisa dalam materinya, ia lebih menyukai dan memberi kebebebasan kepada penikmatnya untuk membangun penafsiran mereka sendiri. Ia mempersilahkan penikmat untuk dapat merekontruksi cara berpikirnya, kendati dia mengatakan bahwa dia telah melakukan sebuah riset untuk itu semua termasuk sesi opera-nya.

Proses perekaman Bohemian Rhapsody dilakukan selama 3 (tiga) minggu, dimulai pada tanggal 24 Agustus 1975 di Rockfield Studio 1 dekat Monmouth di Inggis. Untuk menghasilkan maha karya tersebut Queen menggunakan berbagai alat musik seperti : Fender Precision Electric Bass, Red Special electric guitar, Ludwig Drums, timpani dan sebuah Paiste Gong. Freddy sendiri menggunakan sebuah Bechstein "Concert" Grand Piano, yang digunakannya juga saat promosi video dan konser Tour Bohemian Rhapsody di UK .

Pembuatan koor pada lagu Bohemian Rhapsody yang terdiri dari 180 (note : ada yang menyebut 120) vokal latar itu direkam secara marathon di mesin rekaman 24 trek dengan vokal anggota Queen selama satu minggu. Ini merupakan salah satu unsur keunikan Bohemian Rhapsody yang memadukan berbagai unsur musik klasik salah satunya yaitu opera.

Para pengamat membagi komposisi Bohemian Rhapsody menjadi 6 bag menarik :

Introduction yaitu dari menit ke 0:00 smpai dengan 0:48
Ballad yaitu dari menit ke 0:48 sampai dengan 2:36
Guitar solo yaitu dari menit ke 2:36 sampai dengan 3:02
Opera yaitu dari menit ke 3:02 sampai dengan 4:07
Hard Rock yaitu dari menit ke 4:07 sampai dengan 4:55
Outro yaitu dari menit ke 4:55 sampai dengan 5:55

Dengan total durasi 5 menit 55 detik itu sempat membuat pesimis bahwa single itu akan bisa menjadi hit karena terlalu panjang. Freddie sempat kecil hati, tetapi suatu ketika ia meng-copy single tersebut untuk temannya seorang DJ radio di London, Kenny Everet. Freddie mengatakan pada Kenny, bahwa lagu itu diberikan benar-benar secara pribadi dan tak boleh diputar di radio atau untuk umum. Tapi Kenny justru nekad memutar lagu itu di radionya, hingga empat belas kali dalam hari yang sama. Sejak saat itu, seluruh stasiun radio besar memutar secara utuh lagu itu dan, Bohemian Rhapsody menjadi hit dan menggemparkan Inggris pada masa itu, serta menempati tangga nomer satu selama sembilan minggu. Bahkan hingga sekarang menjadi Magnum Opus yang sangat legendaries…
Kemisteriusan Magnum Opus Bohemian Rhapsody menimbulkan banyak perbedaan pendapat mengenai maknanya, diantaranya :

* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang yang akan dihukum mati karena habis membunuh seseorang. Ia menuliskan pesan terakhirnya kepada ibunya untuk menjelaskan situasinya (Mama.. just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger,now hes dead, Mama.. life had just begun, But now Ive gone and thrown it all away,Mama ooo)
* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang miskin (I am just a poor boy) yang tertekan yang kemudian membunuh seseorang (Mama..just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger,now his dead). Dan dia harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Kemudian dia meminta (atau dimintakan?) pengampunan karena alasan latar belakangnya yang miskin. Bahwa hanya Tuhan yang semestinya menghukumnya, bukan masyarakat. Dia kemudian mencoba membantahnya bahwa dia telah membunuh seseorang, dengan istilah jalanannya : “menari” (will you do a fandango). Dan menanamkan setan dalam dirinya sebagai alasan lain (Beezelbub). Namun nampaknya dia tidak memperoleh kemudahan. Bahkan timbul konflik batin, karena bagaimanapun dia tidak boleh lepas dari kenyataan (no escape from reality) dan harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya.
* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan kenyataan atau ramalan kehidupan Freddy Mercury. Bahwa “just killed a man” dalam lirik tersebut bisa diartikan bahwa dia membunuh orang lain, atau membunuh dirinya sendiri. Ingat bahwa Freddy seorang homoseksual yang pada masa itu (era tahun 70-an) dapat dihukum mati, atau ramalan terhadap penyakitnya yang kelak menyebabkan kematian tragisnya.
* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang miskin (I am just a poor boy) yang akan dihukum gantung (Open your eyes Look up to the skies and see) untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena membunuh (just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger,now his dead). Tapi dia tidak ingin dikasihani (i need no sympathy). Dan kemudian dia membaca mantra agar diloloskan dari hukumannya. Semua dia mintai pertolongan....., mulai kepada Allah (Bismillah) sampai kepada Setan (Beezelbub).

Anda tentu bebas pula mengapresiasikan makna lagu Bohemian Rhapsody ? Berjuta apresiasi akan bermunculan, namun yang pasti May-Deacon-Taylor pasti akan tetap bungkam, berlindung di belakang kematian Freddy. ...... Karna, sebagaimana lukisan Monalisa - Leonardo Da Vinci, maka Bohemian Rhapsody ini akan tetap menarik menjadi misteri kehidupan sejalan dengan kepergian si pencipta....Selamat Jalan Freddy..

Slipknot - Para Personel Dibalik Topeng Seram Slipknot


Slipknot atau biasa ditulis SlipKnoT adalah sebuah grup band beraliran Alternative Metal dan Heavy Metal, asal Amerika Serikat. Grup ini berdiri di Des Moines, Iowa pada 1995 dengan sembilan orang pendiri dari kota yang sama.

Sebelum menjadi Slipknot semula mereka menggunakana nama The Pale Ones kemudian Pyg System dan Meld. Hingga akhirnya menggunakan nama Slipknot. Dalam perjalanannya mereka beberapa kali mengalami perubahan personel, dan formasi terakhir terdiri atas Sid Wilson, Nathan 'Joey' Jordison, Paul Gray(Alm), Chris Fehn, James Root, Craig '133' Jones, Shawn 'Clown' Crahan, Mick Thomson dan Corey Taylor.

Album-album Slipknot di antaranya Mate. Feed. Kill. Repeat (1996), Roadrunner Records Demo (1998), Slipknot (1999), Iowa (2001), Vol. 3 (The Subliminal Verses, 2004) dan 4th Studio Album (2008). Lewat album-album tersebut mereka berhasil meraih Grammy Award Nominations untuk Best Metal Performance dan Best Hard Rock Performance.

Lewat single Left Behind dari album Iowa (2001), berhasil masuk nominasi Grammy pada 2002. Dan pada 2006, Slipknot berhasil meraih Best Metal Performance lewat lagu Before I Forget